Personal Blog || Inspirasi | Imajinasi | Kreasi | Informasi | Pendidikan ||

Thursday, 21 May 2015

Yakinlah Ilmu Senantiasa Akan Menjaga Amal Kita

ILMU membawa kepada keyakinan. Keyakinan membawa kepada amal. Amal membawa kepada keberuntungan. Ada tiga keyakinan: ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin. Ilmul yaqin adalah keyakinan berdasarkan ilmu. Saya mengajarkan hikmah kepada diri saya, kepada keluarga saya, kepada jamaah saya, bahwa sedekah bisa begini dan sedekah bisa begitu. Lalu saya dan di antara yang diseru, bersedekah atau melakukan sedekah. Inilah salah satu bentuk ilmul yaqin, keyakinan berdasarkan ilmu. Dengan ilmunya saya lalu terdorong kuat untuk beramal. Dari ilmul yaqin tersebut, kemudian ada satu dua yang merasakan manfaat sedekah. Inilah kiranya yang disebut ainul yaqin, keyakinan berdasarkan mata, berdasarkan pengalaman. Dan ada satu lagi, yaitu yang namanya haqqul yaqin. Bulat, enggak perlu pengalaman mesti berhasil, mesti manfaat. Yakin… Ya yakin.
Melihat penjelasan awal di atas, nampaknya kehadiran ilmu, salah satu kepentingannya adalah supaya mendorong lahirnya amal. Malah dengan adanya ilmu, maka amal itu akan menjadi terus terpelihara.
Di buku THE MIRACLE ini, saya menyuguhkan banyak kisah yang menjadi pembelajaran tentang ilmu, keyakinan, amal shaleh, istiqamah, dan keberkahan.
Kali ini disuguhkan kisah tentang seorang direksi sebuah perusahaan. Darinya kita bisa belajar bahwa dengan mengetahui fadhilah sesuatu, ia akan mendorong kita bukan saja untuk melakukannya, tapi juga untuk memeliharanya.
Suatu ketika dia merasa jenuh bekerja di dunia perhotelan, jauh sebelum dia menjadi seorang direktur. Dia memutuskan keputusan yang menurut orang gegabah, yaitu berhenti sebelum punya pekerjaan lain. Ternyata orang-orang di sekelilingnya, benar. Hingga sekian lama ia tidak kunjung memiliki pekerjaan. Sampai suatu saat ia mendengar bahwa shalat Dhuha 4 rakaat bisa membuka pintu rezeki. Bangunlah dia menegakkan shalat Dhuha ini, 4 rakaat, terdiri dari dua rakaat-dua rakaat. Ajaib! Tidak berapa lama pekerjaan dia dapatkan. Tapi apa yang terjadi? Ilmunya tentang shalat Dhuha, pengetahuannya tentang shalat Dhuha, tidak mampu membuatnya mengistiqamahkan shalat Dhuha ini. Ia berhenti shalat Dhuha, dan berhenti pula ia dari pekerjaannya setelah ia menghentikan dhuhanya itu.
Dia kemudian shalat Dhuha lagi, 4 rakaat, dua-dua rakaat, atau dua salam. Kejadian berulang, ia mendapat pekerjaan lain. Tapi lagi-lagi shalat Dhuhanya berhenti. Anehnya,berhenti juga ia punya pekerjaan. Kejadian ini berulang beberapa kali hingga Allah memberikan hidayah buatnya untuk tetap menjaga shalat Dhuhanya.
Dalam satu kesempatan audiensi dengan saya, direktur ini mengakui bahwa suatu saat ia berpikir, “Jangan-jangan benar, bahwa wasilah shalat Dhuhanya, pintu rezeki berupa pekerjaan terbuka untuk saya. Dan ketika shalat Dhuha ini saya tinggalkan, tertutup lagi pintu rezeki yang terbuka itu.”
“Dari Rasulullah Saw, Allah Swt berfirman, ‘Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat di awal siang (dhuha), maka akan Aku cukupkan bagimu siangmu,” (Hadits qudsi diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).

http://lokermantap1.blogspot.com/
Share This Article


No comments:

Post a Comment