Personal Blog || Inspirasi | Imajinasi | Kreasi | Informasi | Pendidikan ||

Tuesday, 26 May 2015

Inilah Dunia

SEEKOR singa mati di hutan karena lapar, sedangkan daging domba dimakan oleh anjing.
Seorang hamba sahaya ada yang tidur di atas kasur empuk. Sedangkan seorang yang bernasab tidur di atas tanah.
Perintah untuk pergi
, orang berilmu dan beradab tak akan diam di kampung halaman untuk berleha-leha
.
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
. Pergilah, kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman.
Berlelah-lelahlah, sungguh manisnya hidup itu terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena tertahan
 jika air itu mengalir maka menjadi jernih. Tetapi jika tidak, dia kan keruh.
Singa tak kan pernah mendapatkan mangsa jika tak tinggalkan sarang.
Anak panah tidak akan mengenai sasaran jika tidak dilepaskan dari busurnya.
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
.
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman, orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang
.
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
. Setelah diolah dan ditambang, manusia ramai memperebutkannya.
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
. Jika dibawa ke kota berubah mahal dan jadi incaran hartawan.

Sabar dalam menuntut ilmu
Bersabarlah terhadap kerasnya sikap seorang guru. Sesungguhnya, gagalnya mempelajari ilmu karena memusuhinya.
Barangsiapa belum merasakan pahitnya belajar walau sebentar,
Ia akan merasakan hinanya kebodohan sepanjang hidupnya.
Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya, 
maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya.
Demi Allah, hakikat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa.
 Bila keduanya tidak ada maka tidak ada anggapan baginya. [Diterjemahkan oleh: Ust. Dedih Mulyadi/islampos]
======================================================================

Berbisnis & Beramal :

Ingatlah 5 Wasiat Nabi Adam kepada Syits

NABI Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Beliau ditempakan di surga sebagai tempat pertamanya, hingga akhirnya Allah menghukumnya untuk tinggal di bumi. Beliau mempunyai putra bernama Syits, dan memberikan wasiat kepadanya agar ia tidak mengalami hal yang serupa dengan beliau. Apa sajakah isi wasiat itu?
Diriwayatkan dari hadis, bahwasanya Nabi Adam AS berwasiat kepada putranya Syits lima macam dan beliau juga berpesan kepada putranya itu untuk mewasiatkan kepada putra-putranya. Kelima hal yang dimaksud adalah:
1. Katakanlah kepada anak-anakmu, “Janganlah kemu merasa tenang dengan dunia, karena sesungguhnnya aku dulu merasa tenang dengan surga, namun akhirnya Allah tidak ridah dan mengusir aku dari surga.”
2. Katakanlah kepada anak-anakmu, “Janganlah kamu bertindak dengan menuruti kemauan istrimu, karena sesungguhnya aku bertindak dengan menuruti kemauan istriku, dan aku memakan pohon yang telarang itu, dan akhirnya aku sangat kecewa dan menyesal.”
3. Katakanlah kepada anak-anakmu, “Setiap amal perbuatan yang ingin kamu kerjakan, maka fikirkanlah akibatnya, karena seandainya aku memikirkan akibat daripada memakan pohon yang terlarang itu, niscaya aku tidak akan menerima akibat seperti ini.”
4. Apabila hatimu tidak merasa mantap dalam sesuatu, maka jauhilah karena sesungguhnya ketika aku hendak makan pohon yang terlarang itu hatiku tidak mantap, namun aku tidak menghiraukannya, sehingga aku menyesal.
5. Bermusyawarahlah dalam segala urusan, karena seandainya aku bermusyawarah dengan malaikat, niscaya aku tidak akan tertimpa musibah seperti ini.
Nah, kelima wasiat itu bukan hanya berlaku bagi putra Nabi Adam saja. Kita sebagai cucu dari beliau pun, wasiat tersebut sampai untuk diri kita. Maka, cobalah pahami dan renungkan apa maksud dari wasiat tersebut. Dan, berusahalah untuk melakukan kelima hal tersebut, sehingga kita tidak merasakan penyesalan seperti apa yang dirasakan oleh Nabi Adam pada masa itu. []
Sumber: Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 1/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang
 ========================================================================


Berbisnis & Beramal :
 

Beda Jin, Setan, & Iblis

ALAM jin adalah alam yang berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni berkewajiban untuk beribadah kepada Allah: “Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan bahwa makhluk ini disebut dengan jin karena secara bahasa jin artinya yang tersembunyi, terhalang, tertutup. Disebut jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut ibu, disebut janin (kata janin dan jin memiliki kata dasar yang sama yakni jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan majnun (dari kata jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
Sedangkan kata syaithan, dalam bahasa Arab berasal dari kata syathona yang berarti ba’uda (jauh, yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran). Kemudian kata syaithan ini digunakan untuk setiap mahluk berakal yang durhaka dan membangkang (kullu ‘aat wa mutamarrid). Pada awalnya istilah setan (syaitan) ini diberikan kepada salah satu golongan jin (Iblis) yang beribadah kepada Allah dan tinggal bersama dengan malaikat di dalam surga. Akan tetapi ketika mereka menolak untuk sujud kepada Adam karena membangkang kepada perintah Allah, maka diusirnya dari surga dan sejak itu ia menjadi makhluk yang terkutuk sampai hari kiamat kelak.
Tidak semua jin adalah Setan (syaitan). Karena, jin juga ada yang shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan hanyalah ditujukkan untuk jin yang membangkang (kafir, munafik, musyrik dst). Demikian juga tidak semua setan adalah jin. Karena dalam surat an-Nas ditegaskan, bahwa setan juga ada dari golongan manusia. Setiap manusia yang membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan manusia lainnya dari petunjuk Allah, mereka dinamakan syaithan.
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.(al-Jin 72:11)
Dilihat dari struktur kalimat, atau dalam tinjauan kaidah sharfiyah, setan (syaitan) merupakan bentuk kalimat isim ‘alam (nama sesuatu) dia adalah laqab (gelar) yang diberikan Allah kepada setiap mahluk yang berakal (jin dan manusia) yang membangkang terhadap perintah Allah. Oleh karenanya penyebutan syaitan (setan) dapat dikenakan kepada jin dan manusia sebagaimana tersurat dalam ayat-ayat diatas.
Merujuk kepada kisah Adam dan Iblis dari ayat 12-20 surat al-‘Araf, gelar setan diberikan Allah untuk pertama kalinya kepada Iblis tatkala dia menyatakan alasan penolakan untuk sujud kepada Adam. Dan pada surat Thaha 20:117 , Allah memberi peringatan kepada Adam bahwa mahluk yang terkutuk itu akan menjadi musuh Adam dan Istrinya. Dan pada surat Yasin 36:60 , Allah menegaskan kembali gelar setan diberikan kepada musuh Adam tersebut dan dijadikan peringatan bagi anak cucu Adam. Berikut runtut ayat-ayat dimaksud yang artinya;
1. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya”. (Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang dzalim”. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”. (Al-‘Araf 7:12-20)
2. Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.(Thaha 20:117)
3. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”, (Yasin 36: 60)
Adapun Iblis terambil dari kata al-balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (man la khaira ‘indah), atau terambil dari kata ablasa yang berarti putus asa dan bingung (yaisa wa tahayyara). Disebut iblis (putus asa) karena mereka merasa putus asa dengan rahmat Allah, juga disebut iblis lantaran mereka tidak pernah berbuat kebaikan sedikitpun. Menurut satu riwayat, dahulunya iblis ini bernama Naail, akan tetapi sejak ia membangkang dan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia dirubah nama menjadi syaithan.
=====================================================================


Berbisnis & Beramal :
 

Iblis Dulu Termasuk Golongan Malaikat, Benarkah Demikian?

IBLIS merupakan salah satu makhuk ciptaan Allah SWT yang sangat ingkar pada-Nya. Hingga ia kini dkeluarkan dari surga dan akan dimasukkan ke dalam neraka. Hanya saja, ia ingin mendapatkan teman dari golongan manusia. Dengan begitu sang iblis menggoda manusia.
Berbicara mengenai iblis, ada yang mengatakan bahwa iblis dahulu termasuk golongan malaikat, benarkah demikian?
Iblis hanya ada satu, karena dalam al-Quran tidak ada penyebutan iblis secara plural. Yang banyak adalah keturunannya.
Hasan Basri mengatakan, “Iblis itu sama sekali bukan termasuk golongan malaikat.”
Syahar bin Hausyab mengatakan, “Iblis itu termasuk golongan jin. [hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah di surat Al-Kahfi ayat 50: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka merekapun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya.] Ketika mereka telah berbuat kerusakan di muka bumi, Allah mengutus sejumlah tentara dari golongan malaikat untuk menghentikan dan mengasingkan mereka ke pulau-pulau terpencil. Iblis adalah salah satu dari mereka yang ditawan itu, dan kemudian dibawa oleh para malaikat ke atas langit hingga ia menetap di sana bersama mereka. Lalu ketika para malaikat diperintahkan oleh Allah untuk bersujud, maka iblis pun membangkang dan tidak mau menaati perintah tersebut.”
Sejumlah ulama seperti Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, dan Said bin Musayib, mengatakan, “Iblis itu adalah pemimpin para malaikat yang ada di langit dunia (langit yang paling bawah dari tujuh lapisan langit).”
Ibnu Abbas menambahkan, “Iblis itu bernama Azazil.” Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas menyatakan bahwa iblis itu bernama Al-Harits. Sedangkan An-Nuqasy mengatakan, “Iblis memiliki nama alias, yaitu Abu Kurdus.”
Pada suatu riwayat Ibnu Abbas mengatakan, “Iblis termasuk kelompok malaikat yang disebut al-hin, dan ditugaskan untuk menjaga surga. Iblis kala itu adalah salah satu makhluk yang paling dihormati, paling rajin beribadah, dan paling banyak ilmunya. Ia berparas rupawan dan memiliki empat sayap, namun akhirnya ia menjadi buruk rupa setelah Allah mengusirnya dari surga.”
[rika/islampos/buku Qashash Al-Anbiyaa’, 2002, karya Ibnu Katsir/antares-islamicscience]

=======================================================

Berbisnis & Beramal :

Mengenali Malaikat Pendamping di Masa Hidup

SELAMA hidup di dunia ini, kita pasti akan selalu didampingi. Kita akan selalu didampingi oleh dua malaikat, yakni malaikat Raqib dan Atid. Kedua malaikat itu yang akan selalu mencatat segala amal perbuatan kita. Dan itu telah kita ketahui sejak lama, namun, apakah kita mneyadari akan hal itu? Yuk, kenali kembali malaikat yang selalu ada mendampingi masa hidup kita.
Hanya ada dua malaikat yang setiap saat mengintai gerak-gerik kita. Memata-matai tingkah laku serta tak pernah mengerjapkan mata meski sekejap. Mereka memiliki kapasitas dan kemampuan yang jauh di atas rata-rata intelijen yang pernah dimiliki CIA, FBI, atau NSA saat mengendus “korbannya”. Mereka adalah malaikat Raqib dan malaikat ‘Atid. Tugas utama mereka dari Allah cuma satu, yakni mencatat kelakuan baik serta kelakuan jahat kita.
Mereka sangat jujur dan tak pernah bermaksiat kepada Allah. Mencatat apa adanya. Baik ya baik, buruk tetap buruk. Mereka tidak ditugaskan untuk mengolah, menganalisis, menyimpulkan apalagi menjatuhkan vonis sebagaimana intelijen kampung yang seringkali bisa melakukan hal itu atas nama kepentingan. Mereka hanya menyetor data. Soal keputusannya, semata di tangan Allah SWT.
Nama keduanya amat mudah dikenal karena sejak kanak-kanak sudah masuk dalam file memori kita. Malaikat Raqib bertugas hanya mencatat yang baik-baik saja dari kita, sedang malaikat ‘Atid sebaliknya, cuma mencatat yang buruk-buruk. Keduanya dikenal sangat jujur, tulus dalam bertugas serta sungguh jauh dari pamrih.
Dari Thowus, Imam Ahmad berkata,
يكتب الملك كل شيء حتى الأنين. فلم يئن أحمد حتى مات رحمه الله
“Malaikat akan mencatat segala sesuatu sampai pun keluh kesah ketika sakit.” Oleh karena itu, Imam Ahmad tidak pernah berkeluh kesah ketika sakit sampai beliau rahimahullah menghembuskan nafas terakhir.
Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat (yang artinya), “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri,” lalu ia berkata, “Wahai manusia, telah dibentangkan padamu catatan amalan. Di sisi kalian ada dua malaikat yang mulia yang satunya berada di sisi kanan, yang lainnya di sisi kiri. Yang berada di sisi kanan, itulah yang mencatatat amalan kebaikan. Sedangkan yang berada di sisi kiri, itulah yang mencatat amalan kejelekan. Jadi beramallah semaumu. Baik sedikit maupun banyak, semuanya akan dicatat dalam catatan amalanmu. Dan itu akan bersamamu di lehermu hingga engkau di kubur sampai engkau keluar untuk dihisab pada hari kiamat.
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. ‘Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu’,” (QS. Al Isra’: 13-14).” Al Hasan kemudian berkata, “Kelak engkau akan menghisab dirimu sendiri.”
Kini kita telah mengetahui bahwa segala tingkah laku manusia tidak akan terlepas dari catatan kedua-dua malaikat ini. Dan juga dari sini, kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa setiap kita akan diawasi oleh dua malaikat yang bertugas mencatat amalan yang baik dan buruk. Jika memahami demikian, semestinya kita semakin serius untuk beramal kebaikan dan berusaha menjauhi kejelekan di mana pun kita berada. Karena ingatlah semuanya akan dicatat!
========================================================================


Berbisnis & Beramal :