![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCQJ4qoOC6SfAMoL0aWxYdWcgyk7743f6tU8AbeTImiBd1RCNVxgZpBUiFxE4l5lABRp9SrvpYkr2c86uzGBnGvi5rA5KbRaghckHlj-rJCb1O89Qe_CddWRKg635deRfqOrOZu5KBoB4/s1600/haunted-castle-268x300.jpg)
ALAM jin adalah alam
yang
berdiri sendiri, ia terpisah dan berbeda dengan alam manusia namun
keduanya hidup dalam dunia yang sama, kadang tinggal dalam rumah yang
dibangun atau di diami manusia. Keduanya pun mempunyai kesamaan yakni
berkewajiban
untuk beribadah kepada Allah: “
Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk beribadah kepadaKu” (QS. Adz-Dzariyat 51:56).
Menurut Ibnu Aqil sebagaimana dikutip asy-Syibli dalam bukunya
Akam al-Marjan fi Ahkam al- Jann, mengatakan
bahwa makhluk ini disebut dengan
jin karena secara bahasa
jin artinya
yang tersembunyi,
terhalang, tertutup. Disebut
jin, karena makhluk ini terhalang (tidak dapat dilihat) dengan kasat
mata manusia. Oleh karena itu, bayi yang masih berada di dalam perut
ibu, disebut
janin (kata
janin dan
jin memiliki kata dasar yang sama yakni
jann) karena ia tidak dapat dilihat dengan mata. Demikian juga orang gila dalam bahasa Arab disebut dengan
majnun (dari kata
jann juga) karena akal sehatnya sudah tertutup dan terhalang.
Sedangkan kata
syaithan, dalam bahasa Arab berasal
dari kata
syathona yang berarti
ba’uda (jauh, yakni yang selalu menjauhkan manusia dari kebenaran). Kemudian kata
syaithan ini digunakan untuk setiap
mahluk berakal yang durhaka dan membangkang (
kullu ‘aat wa mutamarrid). Pada awalnya istilah
setan
(syaitan) ini diberikan kepada salah satu golongan jin (Iblis) yang
beribadah kepada Allah dan tinggal bersama dengan malaikat di dalam
surga. Akan tetapi ketika mereka menolak untuk
sujud kepada Adam karena membangkang kepada perintah Allah, maka diusirnya dari surga dan sejak itu ia menjadi makhluk yang
terkutuk sampai hari kiamat kelak.
Tidak semua jin adalah Setan (syaitan). Karena, jin juga ada yang
shaleh, ada yang mukmin. Jadi setan hanyalah ditujukkan untuk jin yang
membangkang (kafir, munafik, musyrik dst). Demikian juga tidak semua
setan adalah jin. Karena dalam
surat an-Nas ditegaskan,
bahwa setan juga ada dari golongan manusia. Setiap manusia yang
membangkang, durhaka dan selalu menjauhkan manusia lainnya dari petunjuk
Allah, mereka dinamakan syaithan.
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang shaleh dan di
antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh
jalan yang berbeda-beda.(al-Jin 72:11)
Dilihat dari struktur kalimat, atau dalam tinjauan kaidah
sharfiyah, setan (
syaitan) merupakan bentuk
kalimat isim ‘alam (nama sesuatu) dia adalah
laqab (gelar)
yang diberikan Allah kepada setiap mahluk yang berakal (jin dan
manusia) yang membangkang terhadap perintah Allah. Oleh karenanya
penyebutan syaitan (setan) dapat dikenakan kepada jin dan manusia
sebagaimana tersurat dalam ayat-ayat diatas.
Merujuk kepada kisah Adam dan Iblis dari ayat 12-20 surat al-‘Araf,
gelar setan diberikan Allah untuk pertama kalinya kepada Iblis tatkala
dia menyatakan alasan penolakan untuk sujud kepada Adam. Dan pada surat
Thaha 20:117 , Allah memberi peringatan kepada Adam bahwa mahluk yang
terkutuk itu akan menjadi musuh Adam dan Istrinya. Dan pada surat Yasin
36:60 , Allah menegaskan kembali gelar setan diberikan kepada musuh Adam
tersebut dan dijadikan peringatan bagi anak cucu Adam. Berikut runtut
ayat-ayat dimaksud yang artinya;
1. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud
(kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik
daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan
dari tanah”. Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu;
karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke
luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”. Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis
menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya
benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang
lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan
mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat). Allah berfirman:
“Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir.
Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar
Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya”. (Dan Allah
berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga
serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai,
dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu
berdua termasuk orang-orang yang dzalim”. Maka syaitan
membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada
keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan
berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini,
melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi
orang yang kekal (dalam surga)”. (Al-‘Araf 7:12-20)
2. Maka kami berkata: “Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah
musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia
mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi
celaka.(Thaha 20:117)
3. Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya
kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagi kamu”, (Yasin 36: 60)
Adapun
Iblis terambil dari kata
al-balas yang berarti orang yang tidak mempunyai kebaikan sedikitpun (
man la khaira ‘indah), atau terambil dari kata
ablasa yang berarti putus asa dan bingung (
yaisa wa tahayyara).
Disebut iblis (putus asa) karena mereka merasa putus asa dengan rahmat
Allah, juga disebut iblis lantaran mereka tidak pernah berbuat kebaikan
sedikitpun. Menurut satu riwayat, dahulunya iblis ini bernama
Naail, akan tetapi sejak ia membangkang dan menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam, ia dirubah nama menjadi
syaithan.
=====================================================================
Berbisnis & Beramal :